Senin, 24 Maret 2014

PERJALANAN PANJANG KURIKULUM PENDIDIKAN INDONESIA (Kajian Kurikulum)

BAB I
PENDAHULUAN
A.         Latar Belakang Masalah
Pembahasan mengenai kurikulum merupakan terjemahan dari pengertian kurikulum dan posisi kurikulum dalam proses pendidikan dalam bentuk berbagai kegiatan pengembangan. Pengertian dan posisi kurikulum akan menentukan apa yang seharusnya menjadi perhatian awal para pengembang kurikulum, mengembangkan ide kurikulum, mengembangkan ide dalam bentuk dokumen kurikulum, proses implementasi, dan proses evaluasi kurikulum. Pengertian dan posisi kurikulum dalam proses pendidikan menentukan apa yang seharusnya menjadi tolok ukur keberhasilan kurikulum, sebagai bagian dari keberhasilan pendidikan.
B.         Rumusan Masalah
1.      Bagaimana sejarah kurikulum?
2.      Bagaimana perjalanan kurikulum dari tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, dan 2006?

C.         Tujuan Masalah
1.      Dapat mengetahui Sejarah Perkembangan Kurikulum di Indonesia.
2.      Dapat mengetahui seberapa berpengaruhnya kurikulum dalam pendidikan di Indonesia







BAB II
PEMBAHASAN
A.         Sejarah Kurikulum di Indonesia
Sejarah kurikulum pendidikan di Indonesia kerap berubah setiap ada pergantian Menteri Pendidikan, sehingga mutu pendidikan Indonesia hingga kini belum memenuhi standar mutu yang jelas dan mantap. Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, dan 2006. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Sebab, kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya.

B.         Perjalanan Kurikulum Dari Tahun 1947, 1952, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, dan 2006.

1.      Kurikulum 1947.
Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai istilah leer plan. Dalam bahasa Belanda, artinya rencana pelajaran, lebih popular ketimbang curriculum (bahasa Inggris). Perubahan kisi-kisi pendidikan lebih bersifat politis: dari orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan nasional. Asas pendidikan ditetapkan Pancasila.
Rencana Pelajaran 1947 baru dilaksanakan sekolah-sekolah pada 1950. Sejumlah kalangan menyebut sejarah perkembangan kurikulum diawali dari Kurikulum 1950. Bentuknya memuat dua hal pokok: daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya, plus garis-garis besar pengajaran. Rencana Pelajaran 1947 mengurangi pendidikan pikiran. Yang diutamakan pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat, materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani.
2.       Kurikulum 1952.
Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang disebut Rencana Pelajaran Terurai 1952. “Silabus mata pelajarannya jelas sekali. seorang guru mengajar satu mata pelajaran,” kata Djauzak Ahmad, Direktur Pendidikan Dasar Depdiknas periode 1991-1995. Ketika itu, di usia 16 tahun Djauzak adalah guru SD Tambelan dan Tanjung Pinang, Riau.

Di penghujung era Presiden Soekarno, muncul Rencana Pendidikan 1964 atau Kurikulum 1964. Fokusnya pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral (Pancawardhana). Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi: moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan (keterampilan), dan jasmaniah. Pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis.
3.      Kurikulum 1968.
Usai tahun 1952, menjelang tahun 1964, pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum di Indonesia. Kali ini diberi nama Rentjana Pendidikan 1964.
Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum ini adalah: bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana (Hamalik, 2004), yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan, dan jasmani.
Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
Dari segi tujuan pendidikan, Kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat.
Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis: mengganti Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Tujuannya pada pembentukan manusia Pancasila sejati. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah pelajarannya 9.
Adapun kelebihan serta kekurangan dalm kurikulum ini adalah :
a.       Kelebihan
Sesuai landasan dan tujuannya, kurikulum 1968 menurut saya dapat mempertinggi mental, moral, budi pekerti dan memperkuat keyakinan agama peserta didik selain itu jugga dapat mempertinggi kecerdasan dan keterampilan serta membentuk fisik yang kuat dan sehat.

b.      Kekurangan
Seperti halnya kurikulum 1964 kecendrungan terdapat hanya pada aspek moral, juga pembentukan pribadi, yang hanya difokuskan secara individual saja akan tetapi pengetahuan social tidak menjadi pengetahuan yang mendasar pada kurikulum ini.

4.      Kurikulum 1975.
Kurikulum 1975 disusun sebagai pengganti kurikulum 1968, dimana perubahan yang dilakukan menggunakan pendekatan berikut :
a.         Berorientasi pada tujuan.
b.        Menganut pendekatan integrative dalam arti bahwa setiap pelajaran memiliki arti dan peranan yang menunjang kepada tercapainya tujuan-tujuan yang lebih integratif.
c.         Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal daya dan waktu lebih nyata dan lebih mantap dalam sistem pendidikan nasional yang dimaksudkan     mencapai keselarasan, meningkatakan efisiensi dan efektifitas pengajaran, meningkatkan mutu lulusan pendidikan dan meninggkatkan relevansi pendidikan dengan tuntutan masyarakat yang sedang membangun.
d.        Menganut pendekatan sistem instruksional yang dikenal dengan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Sistem yang senantiasa mengarah kepada tercapainya tujuan yang spesifik, dapat diukur dan dirumuskan dalam bentuk tingkah laku siswa.
e.         Dipengaruhi psikologi tingkah laku dengan menekankan kepada stimulus respon (rangsang-jawab) dan latihan (drill).
Menjelang tahun 1983, kurikulum 1975 dianggap tidak lagi memenuhi kebutuhan masyarakat dan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat. Bahkan sidang umum MPR 1983 yang produknya tertuang dalam GBHN 1983 menyiratkan keputusan politik yang menghendaki perubahan kurikulum dari kurikulum 1975 ke kurikulum 1984. Karena itulah pada tahun 1984 pemerintah menetapkan pergantian kurikulum 1975 oleh kurikulum 1984.
Adapun kelebihan dan kekurangan kurikulim ini ialah :
a)      Kelebihan
Berorientasi pada tujuan yang ingin dicapai artinya bahwa semua komponen kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional,institusional, kurikuler dan Instruksional, kurikulum ini juga disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat.
b)      Kekurangan
Kurikulum ini hanya terdiri atas program pendidikan umum, akademis dan keterampilan saja dan sudah dianggap tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat, selain itu program sosialnya tidak di terapkan secara khusus pemberian pengetahuan social hanya melengkapi pengetahuan lain, adapun mata pelajaran IPS diberikan ketika anak duduk pada kelas tiga SD.


5.      Kurikulum 1984.
Secara umum dasar perubahan kurikulum 1975 ke kurikulum 1984 di     antaranya adalah sebagai berikut :
a.       Terdapat beberapa unsur dalam GBHN 1983 yang belum tertampung    dalam kurikulum  pendidikan dasar dan menengah.
b.      Terdapat ketidakserasian antara materi kurikulum bidang studi dengan kemampuan anak didik.
c.       Terdapat kesenjangan antara program kurikulum dan pelaksanaan di sekolah
d.      Terlalu padatnya isi kurikulum yang harus diajarkan.
e.       Pelaksanaan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) sebagai bidang pendidikan yang berdiri sendiri mulai dari tingkat kanak-kanak sampai sekolah menengah tingkat atas termasuk Pendidikan Luar Sekolah.
f.       Pengadaan program studi baru (seperti di SMA) untuk memenuhi kebutuhan  perkembangan lapangan kerja.
1984 memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
*      Berorientasi kepada tujuan instruksional. Didasari oleh pandangan Kurikulum bahwa pemberian harus benar-benar fungsional dan efektif. Oleh karena itu, sebelum memilih atau menentukan bahan ajar, yang pertama harus dirumuskan adalah tujuan apa yang harus dicapai siswa.
*      Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik dengan cara belajar siswa aktif (CBSA). CBSA adalah pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif terlibat secara fisik, mental, intelektual, dan emosional dengan harapan siswa memperoleh pengalaman belajar secara maksimal, baik dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor.
*      Materi pelajaran dikemas dengan nenggunakan pendekatan spiral. Spiral adalah pendekatan yang digunakan dalam pengemasan bahan ajar berdasarkan kedalaman dan keluasan materi pelajaran. Semakin tinggi kelas dan jenjang sekolah, semakin dalam dan luas materi pelajaran yang diberikan.
*      Menanamkan pengertian sebelum diberikan latihan. Konsep-konsep yang dipelajari siswa harus didasarkan kepada pengertian, baru kemudian diberikan latihan setelah mengerti. Untuk menunjang pengertian alat peraga sebagai media digunakan untuk membantu siswa memahami konsep yang dipelajarinya.
*      Materi diberikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan siswa. Pemberian materi pelajaran berdasarkan tingkat kematangan mental siswa dan penyajian pada jenjang sekolah dasar harus melalui pendekatan konkret, semikonkret, semiabstrak, dan abstrak dengan menggunakan pendekatan induktif dari contoh-contoh ke kesimpulan. Dari yang mudah menuju ke sukar dan dari sederhana menuju ke kompleks.
*      Menggunakan pendekatan keterampilan proses. Keterampilan proses adalah pendekatan belajat mengajar yang memberi tekanan kepada proses pembentukkan keterampilan memperoleh pengetahuan dan mengkomunikasikan perolehannya. Pendekatan keterampilan proses diupayakan dilakukan secara efektif dan efesien dalam mencapai tujuan pelajaran.

Adapun kelebihan serta kekurangan kurikulum ini adalah :
Ø  Kelebihan : Pada pendekatan proses belajar mengajar pada kurikulum sekolah dasar diarahkan guna membentuk keterampilan murid untuk memproses pemrolehannya dengan demikian proses     belajar mengajar lebih mengacu kepada bagaimana seseorang belajar dengan  memperhatikan kecepatan belajar murid yang merujuk kepada tiga aspek kognitif dan psikomotor belajar  murid yang merujuk kepada tiga aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Pada kurikulum ini terdapat pelaksanaan Pendidikan sejarah Perjuangan Bangsa yang disajikan secara terpisah

Ø  Kekurangan : Dilihat dari pendekatan pembelajaran yang berpusat pada   peserta didik maka kemungkinan  anak didik yang memiliki kecendrungan lamban dalam memproses pengetahuan akan semakin tertinggal. Pengetahuan social pada kurikulum ini hanya diberikan pada mata pelajaran bersifat sejarah saja tetapi nilai sosialnya tidak ditanamkan pada peserta didik.

6.      Kurikulum 1994.
Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuai dengan UU no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem Nasional caturwulan. Dengan sistem caturwulan yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi pelajaran cukup banyak.
Terdapat ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan kurikulum 1994, diantaranya sebagai berikut :
a.         Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem caturwulan
b.        Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat (berorientasi kepada materi pelajaran/isi)
c.         Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua siswa di seluruh Indonesia. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti sehingga daerah yang khusus dapat disesuaikan dengan mengembangkan pengajaran sendiri lingkungan dan kebutuhan masyarakat sekitar.
d.        Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial. Dalam mengaktifkan siswa guru dapat memberikan bentuk soal yang mengarah kepada jawaban konvergen, divergen (terbuka, dimungkinkan lebih dari satu jawaban), dan penyelidikan.
e.         Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan kekhasan konsep/pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa, sehingga diharapkan akan terdapat keserasian antara pengajaran yang menekankan pada pemahaman konsep dan pengajaran yang menekankan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.
f.         Pengajaran dari hal yang konkrit ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang sulit, dan dari hal yang sederhana ke hal yang komplek.
g.        Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan pemahaman siswa.
Adapun kekurangan dan kelebihan kurikulum ini adalah
Ø  Kelebihan
Dengan memperhatikan tahap perkembangan siswa dan kesesuaian dengan lingkungan memungkinkan  siswa belajar lebih mudah yaitu dengan cara belajar pada lingkungan yang ada disekitar siswa. Pendidikannya juga menggunakan metode inquiri yang menurut saya sangat baik dalam melatih siswa guna memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari ini erat kaitannya dengan penggunaan konsep dasar ilmu social.
Ø  Kekurangan
Karena kurikulum ini menggunakan lingkungan sekitar dalam pembelajarannya maka dikawatirkan ketika terjadi perubahan yang signifikan pada lingkungan akan mengubah siswa akan apa orientasi yang dipelajari. Selain itu pelajaran IPS pada kurikulum ini dikemas secara terpisah misalnya yang pelajaran geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi dan sejarah hal ini dapat menjadikan peserta didik mengalami kesulitan dalam memproses pemrolehannya karena cakupan materi IPS.

7.      Kurikulum 2004.
Merupakan kurikulum yang berorientasi pada hasil belajar, penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi, menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual atau klasikal, sumber belajar bukan hanya guru, penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.Untuk mata pelajaran IPS dan PKn di integrasikan kembali menjadi satu.

Kurikulum ini mempunyai kelebihan serta kekurangan diantaranya :
ü  Kelebihan
Menurut saya dengan menggunakan metode dan model yang bervariasi dapat membuat anak menikmati proses pembelajaran tanpa merasakan kejenuhan. Sehingga hasil belajar pun dapat diperoleh secara bervariasi sesuai dengan kemampuan anak didik.
ü  Kekurangan
Pada kurikulum ini pelajaran PKn dan IPS disajikan dalam satu mata pelajaran, keterpaduan antara muatan pengetahuan yang menekankan peserta didik pada pendidikan moral juga social yang kurang terfokus satu sama lain hal ini akan membuat peserta didik kurang memahami pelajaran tersebut ketika keduanya diberikan secara terpisah.

8.      Kurikulum 2006.
Awal 2006 ujicoba KBK dihentikan. Muncullah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Pelajaran KTSP masih tersendat. Tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target kompetensi pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak perbedaan dengan Kurikulum 2004. Perbedaan yang paling menonjol adalah guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada. Hal ini disebabkan karangka dasar (KD), standar kompetensi lulusan (SKL), standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) setiap mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Jadi pengambangan perangkat pembelajaran, seperti silabus dan sistem penilaian merupakan kewenangan satuan pendidikan (sekolah) dibawah koordinasi dan supervisi pemerintah Kabupaten/Kota.

  

BAB III
PENUTUP
Simpulan
Sejarah kurikulum pendidikan di Indonesia kerap berubah setiap ada pergantian Menteri Pendidikan, sehingga mutu pendidikan Indonesia hingga kini belum memenuhi standar mutu yang jelas dan mantap.
Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, dan 2006.
  

DAFTAR PUSTAKA
Uno B, Hamzah. Profesi Kependidikan (Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara
http: //www.ogekira.htm


0 komentar:

Posting Komentar